Mamring
Kebumen SuaraKalibening Hujan baru saja berhenti, ketika jam di tanganku menunjuk angka setengah duabelas malam. Senter ditanganku tak sedetikpun aku matikan, menyorot ke jalan yang kupijak, memlipir ke bagian yang tidak becek, untuk terus menyusuri jalan desaku. Sebenarnya tempat yang aku tuju malam itu tidaklah seberapa jauh, namun karena jalan desaku waktu itu memang masih berupa tanah terjal, maka perjalananku dengan jalan kaki, terasa menjadi memakan waktu lama untuk mencapainya. Akhirnya sampai juga, yah, aku berhenti persis di depan sebuah batu besar, yang berdiri kokoh di pinggir kali Cacaban. Namanya watu Karang Gemantung. Aku mendekat ke arah Karang Gemantung dengan menuruni beberapa galengan atau budinan milik warga. Lalu ku keluarkan pisau lipat kecilku dan aku cari daun pisang, terus kujadikan alas untuk duduk, persis disisi utara dari batu besar itu. Aku mengeluarkan sebatang rokok lalu membakarnya dan kuhis...
Mantaap..succes forrever
BalasHapusAmin suwun
BalasHapus