Tradisi Wetonan di desa Kalibening


Kebumen SuaraKalibening

Salah satu warisan tradisi budaya tinggalan nenek moyang warga desa Kalibening adalah tradisi wetonan atau kenduren nylameti hari lahir.

Pada acara selamatan tersebut biasanya sohibul hajat akan mengundang tetangganya sekitar satu RT untuk datang lalu disuguhkan aneka rupa makanan seperti umbi umbian yang direbus disebut rakan pala pendem,  kemudian aneka gorengan seperti getuk goreng,  srunthul kethengan dll,  lalu ada lalapan awur terdiri dari potongan kecil kecil pete,  jengkol toge dicampur dengan srundeng disebut rondean,  dan sebagai syarat utamanya adalah ayam yg di ingkung atau digoreng, nasi dan aneka lauk disebut ambeng angrasul.

Ritual acara wetonan biasanya akan diawali oleh sesepuh dengan menyampaikan hajat dan tujuan diadakannya acara tersebut atau disebut 'ngabukaken kajate'  dan ditutup dengan doa.

Pada acara tersebut biasanya para tamu undangan tidak makan ditempat,  namun membawa makanannya tersebut untuk dibawa pulang sebagai berkat.

Pada bulan Sura sebagaimana tradisi ini dilakukan hampir tiap malam ada undangan wetonan,  bahkan dalam satu malam dapat terjadi wetonan di beberapa rumah

" malem ini,  ada 3 tempat acara wetonan",  demikian kata Asim salah satu tokoh masyarakat Jatisawit ketika sedang melaksanakan acara wetonan di kediaman Surito tetangganya.

" Acara wetonan atau slametan wetonan adalah satu tradisi baik yang perlu dilestarikan,  karena dengan tradisi ini, masyarakat desa akan terus terjaga tali silaturahimnya sesama tetangga,  sehingga akan tercipta keguyuban dan kerukunan warga masyarakat",  demikian ungkap Asim mengakhiri wawancara dengan SuaraKalibening melalui sambungan telpon.


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mamring

Pilihlah Calon Kades yang Suka Tirakat dan Tapa Brata