Kaki Siyam, Sang Maestro Pengendang Janeng, Seni Tradisional yang Tetap Eksis di Jaman Milenial.


Jakarta SuaraKalibening

Bagi sebagian warga Kalibening yang hidup mulai tahun 70an pasti akan sangat lekat dalam memori hidupnya yaitu sebuah kesenian Islami disebut Sholawat Janeng.

Salah satu pelaku seni tradisional, yang tak pernah lapuk di makan jaman itu adalah pak Siyam,  atau Kaki Siyam. Pria separuh baya yang spesialis menjadi pengendang Janeng sejak masih usia kecil ini menuruni jiwa seninya dari ayahnya langsung yaitu sang maestro Janeng jaman dulu yaitu kaki Sutarmi. Kaki Sutarmi inilah orang yang mempopulerkan kesenian janeng sekitar tahun 70an tersebut.


Janeng adalah kesenian tradisional yang terbilang sangat digemari oleh masyarakat Kalibening. Masyarakat Kalibening yang dikenal sebagai masyarakat yang religius,  menyukai kesenian ini dikarenakan dalam penampilan janeng ini,  lagu lagu yang dibawakan adalah lagu lagu sholawat,  dan syair syairnya mengandung misi dakwah yang khas,  sebagaimana yang dahulu pernah menjadi media dakwah para wali songo.

Sampai detik ini,  kesenian janeng,  khususnya bagi warga Kalibening,  masih terus populer,  masih terus ditampilkan terutama disaat event event keramaian seperti hajatan warga,  atau pengajian pengajian,  maupun acara acara resmi di desa dan lain lain.

Dan yang lebih menggembirakan lagi adalah,  kesenian janeng ini ternyata sekarang sudah merambah ke Jakarta. Salah satunya yaitu grup Janeng Nur Hikmah yang didirikan di daerah Jl Mesjid Al Ikhlas,  Pondok Kacang Timur, Ciledug,  Tangsel. Grup ini didirikan pada tahun 2010   ,  dan yang mendirikannya diantaranya adalah, Kaki Siyam,  Kaki Waluyo,  mbah Slamet Murjito,  Kaki Abirin,  Ustadz Jamarudin,  ustadz Rohim dan masih banyak lagi yang lain.


Pada Sabtu malam Minggu 13/10/18 yang lalu,  grup ini tampil menghibur para tamu,  di hajatan keluarga alm.  H Wardiono di komplek Pajak,  Cipadu,  Ciledug Tangsel. Dalam penampilan kali ini terasa spesial karena sengaja mendatangkan langsung dalang Janeng asli dari Kalibening yaitu nyai Samsiyah.

Kaki Siyam saat ditemui SuaraKalibening di lokasi acara menyampaikan rasa senang nya karena akan tampil menghibur para tamu di acara tersebut,  dia berharap masyarakat perantau Kalibening akan tetap suka,  dan mau nguri uri kesenian warisan leluhur Kalibening tersebut.

Pada penampilan malam itu,  kaki Siyam tampil full,  kendanganya yang terkenal mbleketaket itu,  membuat lagu lagu yang disuarakan,  yang dipadu dengan iringan alat alat seperti gong, kempul,  cemeng,  cengklung semakin menarik. Banyak penonton yang antusias meminta lagu dengan memberikan beberapa uang atau menyawer, .

Ustadz Rohim salah satu pendiri grup Janeng Nur Hikmah,  disela sela penampilannya mengatakan,  bahwa kesenian janeng perlu dirawat dan di lestarikan sebagai salah satu warisan dari para pendahulu kita,  dia berharap banyak orang yang besedia untuk mempopulerkannya,  " saat ini grup Janeng Nur Hikmah sudah bekerja sama dengan sanggar seni Kalima laras bentukan Kalima,  semoga dengan kerjasama ini janeng akan semakin dikenal oleh masyarakat perantau Kalibening dan semakin banyak yang nanggap dan semoga kesenian janeng ini tetep eksis di jaman milenial ini" ,  imbuhnya.


Waketum Kalima Heru Utomo yang hadir pada acara tersebut mengatakan bahwa,  sebuah kesenian biasanya akan eksis ketika ada regenerasi atau penerusnya yang mau terus mengembangkan seni tersebut, "kita merasa senang karena Kaki Siyam sang maestro pengendang Janeng,  yang keturunan langsung dari kaki Sutarmi masih mau tampil,  nguri uri kesenian ini",  imbuhnya.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mamring

Pilihlah Calon Kades yang Suka Tirakat dan Tapa Brata