Pak Bong, Kedatangannya Membuat Deg Degan, Tapi Jasa Jasanya Selalu Di Ingat
Jakarta SuaraKalibening
Sosoknya biasa saja, besar juga tidak, kecil juga tidak, tampangnya juga jauh dari kata menyeramkan, bahkan pembawaanya juga tenang dan ramah. Namun demikian, banyak yang bercerita, terutama para laki laki di Kalibening, hampir semua pernah merasa deg degan akan kedatanganya.
Ceritanya memang begitu menyeramkan, saat itu aku sudah mengenakan sarung tanpa memakai celana. Para tamu dan kerabat sudah berkumpul, semua duduk dengan muka sedikit tegang. Suasana begitu hening. Semua melihat ke arah halaman rumah, menanti kedatangan lelaki paruh baya ini, dengan harap harap cemas.
Dipojok ruang tamu sudah di taruh meja panjang dengan satu bantal di atasnya. Disekilingnya ditutupi kain panjang, seperti kobongan orang mau memandikan mayat. Itulah tempat yang akan dijadikan ruang eksekusi. Setiap aku melihat ke arah sana aku tambah deg degan. Sesekali mbahku menenangkanku agar tidak perlu merasa takut.
Tak lama kemudian orang yang ditunggu tunggu pun telah datang. Setelah memarkirkan sepeda onthelnya di pekarangan rumahku, laki laki itu pun dengan sedikit senyum dan sambil mengucap salam lalu masuk sambil menyalami semua tamu.
Aku makin deg degan, semua mata tertuju padaku. Aku kemudian dituntun menuju ruang eksekusi , lalu dibaringkan dimeja yang menyerupai meja operasi itu. Sementara itu, lelaki itu mengeluarkan pisau kecil yang sangat tajam, saking tajamnya sampai pisau itu mengkilat jika terkena sinar.
Ekspresinya sangat dingin, dan hampir tak ada sepatah katapun keluar dari bibir belio. Setelah itu, mataku ditutup kain dan eksekusi proses sepitan atau sunatanpun dilaksanakan.
...........................................................
Pak Samiarjo atau pak Bong, demikian panggilan akrab lelaki ini. Lelaki yang pembawaannya santai ini, pekerjaan sehari harinya adalah sebagai bong atau dukun sepit atau sunat. Karena pekerjaannya itulah maka belio bisa dibilang menjadi orang yang paling berjasa di Kalibening, karena lewat tangan terampil belio hampir semua laki laki di Kalibening bisa disebut sebagai laki laki sejati. Lewat tangan belio juga, senjata para laki laki di Kalibening menjadi lebih tajam, dan bentuknya jadi lebih bagus.
Laki laki belum sempurna kalau belum disunat, demikian kata sebagian besar orang. Para wanitapun akan menolak diajak menikah jika laki laki belum disunat. "Kalo belum disunat kurang nikmat karena ibarat makan pisang, kalo belum di buka kulitnya itu tidak enak." kata salah seorang anggota Kalima perempuan yang tidak mau disebut namanya sambil tersenyum malu malu.
Sampai saat ini pak Bong masih aktif menekuni pekerjaannya sebagai dukun sunat atau bong sepit. Di usianya yang sudah agak sepuh ini belio masih terampil melaksanakan prosesi sunatan dimanapun belio di butuhkan.
Nama pak Samiarjo atau Pak Bong, adalah salah satu nama yang telah menambah daftar panjang sebagai tokoh penting di Kalibening. Ini dikarenakan oleh profesi atau keahlian belio yang sangat langka dan sampai saat ini belum tergantikan.
Pak Bong adalah satu satunya tokoh di Kalibening yang telah melestarikan tradisi budaya sepitan atau sunatan, yang telah diwariskan secara turun temurun oleh para leluhur Kalibening. Tidak semua orang bisa menjadi dukun sepit dan bahkan tidak semua desa ada dukun sepitnya, sehingga keberadaan bong sepit seperti belio tentu membuat Kalibening menjadi lebih dikenal. Setidaknya Kalibening dikenal menjadi desa yang kaya akan seni, budaya dan warisan tradisi leluhur. Ini tentu membuat setiap kita warga Kalibening menjadi bangga.
Suprihatiningsih salah satu cucu kesayangan pak Bong mengatakan : " Saya merasa bangga mempunyai seorang kakek seperti belio, saya hidup bersama belio sejak saya umur dua tahun, sehingga belio bukan lagi sebagai kakek saya namun saya mejadikan belio sebagai bapak saya." demikian ujarnya.
Pak Bong mungkin sama dengan orang kebanyakan, tapi karena pekerjaan belio adalah dukun sepit maka belio menjadi orang yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat, belio juga menjadi sering berinteraksi dengan banyak orang, sehingga belio sangat paham akan karakter masyarakat, sehingga hal inilah yang membuat belio menjadi salah satu tokoh penting di Kalibening.
Mudah2an di beri umur panjang dan bs sll menjadi kebanggaanya
BalasHapusAmin, pak bong awet nom lho
BalasHapus