Refleksi Jelang 2 Tahun Berdirinya Kalima

Jakarta, Suara Kalibening


Beberapa hari lagi, tepatnya tanggal 17 September 2019 yang akan datang, kita akan mengingat bahwa  hari  itu adalah hari dimana paguyuban Kalima telah dua tahun  berdiri.

Pada awal didirikan, banyak yang berharap bahwa paguyuban ini bisa menjadi sarana pemersatu seluruh warga desa Kalibening, baik yang di perantauan maupun dimana saja, baik warga Kalibening sisih wetan  ataupun sisih kulon, baik yang senior maupun yang junior, baik yang kerja mapan di kantoran, maupun kerja kuli serabutan, baik yang seneng gending, ebeg ebegan, dangdut , maupun yang suka ngaji, ndengerin ceramah dan solawatan.

Awalnya semua semangat, terlihat dari begitu antusiasnya warga yang hadir pada acara pengukuhan Kalima yang di hadiri langsung oleh Kades Kalibening saat itu,yaitu bapak Alm Kasiyo.

Semua merasa senang dan bangga, ketika semua perwakilan tiap dukuh Kalibening mengucapkan dan menanda tangani pakta integritas, atau sebuah janji setia untuk bersatu, guyub rukun, merasa senasib sepenanggungan, saling tolong menolong, dan bersama sama bahu membahu untuk ikut peduli kepada desa Kalibening yang lebih baik.

Kemudian setelah acara pengukuhan , atas kesepakatan dan proses pemilihan yang sangat demokratis, maka terbentuklah sebuah kepengurusan Kalima, yang terdiri dari Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, Bendahara Umum, Sekretaris Jendral , para Seksi, dan para Ketua Korwil.

Dan setelah dibentuk kepengurusan, dengan semangat membara, para pengurus langsung bekerja. Rapat rapat aktif diadakan, rencana dan program yang baik, yang dirasa akan bermanfaat bagi anggota maupun masyarakat disusun sedemikian rupa. Bahkan AD/ART sudah tersusun rapi sebelum Kalima berdiri.
Ini sungguh luar biasa, dan ini sungguh awal yang baik, untuk terbentuknya sebuah paguyuban.

....................................................................

Hari terus berganti dan bulan demi bulanpun terus berlalu. Tak terasa kini Kalima hampir berumur 2 tahun. Dan dua tahun Kalima berdiri, denyut dan nafas Kalima sebagai paguyuban sudah sangat terasa.

Sebagai salah satu pengurus saya bisa merasakan bahwa Kalima betul betul penuh dinamika. Selama hampir dua tahun, pengurus terus berusaha semaksimal mungkin, agar Kalima terus berjalan, dan mewujudkan program yang sudah disusun.

Selama dua tahun, Kalima sudah sedikit banyak melaksanakan kegiatan, sesuai dengan yang direncanakan. Mungkin tidak perlu disebut secara rinci apasaja yang sudah diperbuat Kalima untuk masyarakat, kita hanya berdoa semoga apa yang telah dilakukan banyak manfaatnya, khususnya bagi masyarakat. Terutama untuk anak yatim dan duafa yang mudah mudahan setiap setahun sekali Kalima bisa menyantuni.

Sebagai pengurus kami harus mengakui bahwa kami tentu masih banyak kekurangan. Dan tentunya bkedepan kami akan berusaha semaksimal mungkin, semampu kami agar menjadi lebih baik.

Bagi saya pribadi, selama saya mengurus Kalima sudah banyak sekali ilmu yang saya dapat. Saya jadi tahu betapa mengemban amanah itu sangat berat. Lebih berat dari memegang bara api.

Tujuan Kalima didirikan sebenarnya sangat sederhana, yaitu ingin melihat warga Kalibening menyatu. Kalima adalah Kalibening Manunggal yang artinya warga Kalibening harusnya mau manunggal jadi satu. Karena kalo semua sudah mau manunggal, insya Allah, kita mau  merencanakan apa saja akan menjadi mudah. Tentunya hal hal yang bermanfaat bagi anggota maupun masyarakat banyak.

Namun kata manunggal, memang sangat mudah diucapkan, tapi ternyata sangat sulit diwujudkan. Menyatukan sekian banyak ragam pemikiran, menyatukan sekian banyak ragam cara pandang, sekian banyak karakter memang tidak mudah.

Segala upaya sudah dilakukan dalam mewujudkan cita cita mulia tersebut. Namun tantangan demi tantangan memang banyak sekali muncul dan harus dihadapi.


Teorinya memang kita harus mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi, tapi nyatanya banyak yang berhenti jadi anggota atau pengurus hanya gara gara kepentingan pribadinya tidak terpenuhi.

Idealnya memang kita harus mau berkorban, bahu membahu, kerja sama dalam segala hal untuk mencapai tujuan bersama, namun kenyataanya, banyak juga yang berhenti gara gara merasa tidak mendapatkan  apa apa dari Kalima.

Sebaiknya memang kita harus hadapi bersama segala permasalahan yang terjadi seberat apapun persoalanya, namun nyatanya banyak yang menyerah dan lari ketika persoalan mulai muncul.

Seyogyanya memang kita harus mencari persamaan dan tidak memperbesar perbedaan, tapi nyatanya, banyak diantara kita yang justru menganggap musuh kepada sodara kita yang tidak sependapat dengan kita. Ada yang menaganggap musuh karena beda partai, beda pilihan presiden, dll.

Sebaiknya kita memang harus memusyawarahkan semua persoalan yang muncul, namun kenyataanya sudah banyak diantara kita yang sudah tidak mau peduli.

........................................................................

Apapun yang sedang terjadi, ini adalah wujud dinamika sebuah paguyuban. Hidup dan matinya paguyuban memang bukan karena pengurus saja, atau karena anggotanya saja. Tapi kedua duanya,  dua duanya harus maju bareng, saling mendukung, saling suport dan mau guyub rukun, bersatu . Tanpa itu semua , akan sulit.

Kalau kita mau berpikir, sejelek jeleknya kita mau bersatu, pasti lebih jelek kalau kita saling bercerai berai.

Bersatu tidak harus sama dalam segala hal. Kita boleh beda pemikiran, beda pendapat, beda partai, beda pilihan, bahkan beda agama. Namun ketika kita bicara Kalibening seharusnya kita satu. Kita sama sama lahir di Kalibening.
Kita lahir atau dibesarkan  oleh orang tua kita yang sama sama orang Kalibening. Yang makan minum di Kalibening.
Kita pergi dan pulang kampung sama sama ke Kalibening.

Akhirnya, saya hanya bisa menyerahkan segalanya kepada Allah SWT, Tuhan YME, yang maha kuasa atas segala sesuatu.
Kita serahkan hidup dan matinya Kalima tentu hanya kepadaNya.

 Kita hanya bisa berusaha, namun Dia lah yang punya wewenang untuk menentukan berhasil dan tidaknya. Pengurus hanya bisa mengajak, untuk bersatu, untuk peduli kepada desa tercinta, untuk supaya bermanfaat bagi orang lain dll.

Namun semua berpulang kepada pribadi masing masing, kita tidak bisa memaksa.
Kita hanya punya keyakinan, bahwa mengajak kepada kebaikan adalah salah satu ibadah. Semoga kita diluruskan niat kita. Semoga apa yang kita lakukan ikhlas semata mata mencari ridho Allah SWT.

Kedepan tantangan makin berat, namun jika kita punya tekad yang kuat, kita akan bisa melewatinya bersama sama.


Semoga Kalima tetap ada sampai kapanpun
Selamat milad Kalima yang ke dua, semoga terus bermanfaat bagi orang banyak, amin.

Salam

Waketum Kalima.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mamring

Pilihlah Calon Kades yang Suka Tirakat dan Tapa Brata